Pages

Thursday, March 11, 2010

Bersiap siagalah wahai pejuang.

Wahyu agung yang diturunkan membawa perubahan kepada baginda Ar-Rasul saw :
"Hai orang yang berselimut, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu agungkanlah."- az muzammil,
Sejak ayat itu turun, sang nabi akhir zaman selalu bersedia dalam kehidupan. Bahkan, hingga menjelang ajalnya, Rasulullah tengah menyiapkan peperangan untuk menegakkan Al Haq.
 
Sang pejuang, tetapi makanannya adalah sebaik-baik makanan, dan pakaiannya adalah sebaik-baik pakaian. Dan dengan tanpa rasa berdosa, asyik menonton drama-drama cinta dan aktiviti gosip, mendengar lagu-lagu cinta, mengumpat , perut kenyang, banyak tidur, dan mengabaikan waktu, lalu berharap mendapatkan syurga? Sangatlah jauh. bagaikan pungguk merindukan rembulan. Alangkah berbedanya dengan yang dicontohkan Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, Mush'ab bin Umair dan para sahabat yang lainnya. Yang setelah mendapatkan hidayah, mereka justru menjauhi kemewahan hidup. Mereka mampu secara ekonomi, tetapi mereka tidak rela menikmati dunia yang melalaikan.
 
Seorang pejuang harus memahami jalan mendaki yang akan dilaluinya. Sang Nabi tak pernah tertawa keras apatah lagi terbahak-bahak. Dan hal itu dikarenakan keimanan yang tinggi akan adanya hari akhir, akan adanya syurga dan neraka. Ada amanah da'wah yang besar di pundaknya, lantas bagaimana mungkin seorang pejuang akan banyak bercanda? Imam Syahid Hasan Al Banna memasukkan "keseriusan" atau tidak banyak bergurau sebagai bahagian dari 10 wasiatnya.

Dan dikisahkan pula bahwa Sholahuddin Al Ayyubi tak pernah tertawa karena Palestina belum terbebaskan.

Keringnya suasana ruhiyah di lingkungan kita, ini mampu terjadi kerana di antara kita saat di luar halaqah, jarang saling bertaushiyah tentang hari akhir,berpesan-pesan sesama daei, yang difokuskan pada pembinaan Baitul Muslim yang terbawa-bawa sehingga melaghakan keseluruhan ahli.. pejuang senantiasa menjadikan taujihat sebagai dambaan dan hadaman. 
Bahkan sungguh ramai, daei yang mengenepikan kepada aspek pemahaman Al-Quran sehinggakan membiarkan tidak menyemak ketika Al Qur'an dibacakan di dalam pembukaan majlis. Membiar tidak mengendahkan. Yang mengindikasikan bahwa Al Qur'an itu baru sampai di telinga saja, tidak cuba menghirup udara Al-Quran yang begitu indah dan mendalam.
Dimanakah air mata keimanan? Ya Rabbi., ampunilah kelemahan kami dalam menggusung panji-Mu.
 
Proses pembentukan generasi  seterusnya, sebaiknya tidak melulu tentang pergerakan dan mengabaikan aspek keimanan. Keimanan harus senantiasa dihembuskan dimana saja kerana ia adalah motor penggerak yang hakiki. Iman adalah akar.


Sebagai akhiran,
 
Menjadi pejuang, hendaknya bukanlah angan-angan kita belaka. Menjadi pejuang, memiliki kriteria (muwasafat) yang harus di penuhi. Jangan sampai kita terkena hadits ini, "Akan datang suatu masa untuk ummatku ketika tidak lagi tersisa dari Al Qur'an kecuali mushafnya dan tidak tersisa Islam kecuali namanya dan mereka tetap saja menyebut diri mereka dengan nama ini meskipun mereka adalah orang yang terjauh darinya." (Ibnu Babuya, Tsawab ul-A mal).
Pejuang di jalan-Nya hendaknya bukan dari kacamata kita, tetapi dari kacamata Allah Subhanahu wa Ta'ala. Alangkah ruginya bila kita menganggap diri sebagai pejuang, padahal dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita tak ada apa-apanya. Maka, bersama-sama kita memuhasabahi diri, agar cinta kita kepada-Nya bukan hanya angan semata, agar cinta kita tak bertepuk sebelah tangan. Kerana pembuktian cinta haruslah mengikuti dengan keinginan yang dicinta. Jika tidak, maka patut dipertanyakan kebenaran cintanya itu. Cinta sejati, tidak hanya dimulut dan disimpan di dalam dada saja, tetapi harus dibuktikan, agar sang kekasih percaya bahawa kita mencintainya. Kita mencintai-Nya dan Dia pun mencintai kita.
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä `tB £s?ötƒ öNä3YÏB `tã ¾ÏmÏZƒÏŠ t$öq|¡sù ÎAù'tƒ ª!$# 5Qöqs)Î/ öNåk:Ïtä ÿ¼çmtRq6Ïtäur A'©!ÏŒr& n?tã tûüÏZÏB÷sßJø9$# >o¨Ïãr& n?tã tûï͍Ïÿ»s3ø9$# šcrßÎg»pgä Îû È@Î6y «!$# Ÿwur tbqèù$sƒs sptBöqs9 5OͬIw 4 y7Ï9ºsŒ ã@ôÒsù «!$# ÏmŠÏ?÷sム`tB âä!$t±o 4 ª!$#ur ììźur íOŠÎ=tæ ÇÎÍÈ  
54. Wahai orang-orang Yang beriman! sesiapa di antara kamu berpaling tadah dari ugamanya (jadi murtad), maka Allah akan mendatangkan suatu kaum Yang ia kasihkan mereka dan mereka juga kasihkan dia; mereka pula bersifat lemah-lembut terhadap orang-orang Yang beriman dan berlaku tegas gagah terhadap orang-orang kafir, mereka berjuang Dengan bersungguh-sungguh pada jalan Allah, dan mereka tidak takut kepada celaan orang Yang mencela. Yang demikian itu adalah limpah kurnia Allah Yang diberikanNya kepada sesiapa Yang dikehendakiNya; kerana Allah Maha Luas limpah kurniaNya, lagi meliputi pengetahuanNya.


No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails